Foto: Eric Gaillard/Reuters |
Moskow - Seorang pilot Rusia yang hilang dan dianggap tewas setelah pesawatnya jatuh di Afghanistan tiga dekade atau 30 tahun silam ternyata ditemukan masih hidup. Dia pun menyatakan ingin pulang ke Rusia.
"Dia masih hidup. Ini sangat mencengangkan. Sekarang dia butuh bantuan," ujar kepala serikat penerjun payung Rusia, Valery Vostrotin, kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, dan dilansir AFP, Sabtu (2/6/2018).
Vostrotin merupakan kepala komisi gabungan Rusia-Amerika Serikat tentang para tahanan perang dan tentara yang hilang dalam tugas. Dia menolak menyebutkan nama pilot Rusia tersebut karena alasan kerahasiaan.
Pesawat pilot Rusia tersebut ditembak jatuh pada 1987 saat intervensi militer Uni Soviet di Afghanistan. Usianya saat ini diyakini telah lebih dari 60 tahun. Vyacheslav Kalinin, wakil kepala organisasi veteran militer Rusia, Battle Brotherhood, mengatakan pilot tersebut kini ingin pulang kembali ke Rusia. Dikatakan Kalinin, pilot tersebut saat ini mungkin berada di Pakistan, di mana Afghanistan memiliki kamp-kamp untuk para tahanan perang.
RIA Novosti melaporkan, selama masa perang antara 1979 dan 1989 di Afghanistan, sebanyak 125 pesawat Uni Soviet ditembak jatuh di Afghanistan. Ketika pasukan Uni Soviet ditarik mundur dari Afghanistan pada 1989, sekitar 300 tentara tercatat hilang. Setelah itu sekitar 30 tentara telah ditemukan dan sebagian besar kembali ke negara asal mereka.
Seorang bekas tentara Uni Soviet, Bakhretdin Khakimov, memilih tetap tinggal di Afghanistan setelah perang berakhir. Dia sempat terluka parah dan dirawat hingga sehat oleh warga lokal, sebelum kemudian menjadi pemeluk agama Islam.
"Saya tinggal di Afghanistan karena orang-orang Afghanistan sangat baik dan ramah disana," ujarnya saat diwawancarai AFP beberapa waktu lalu.
(ita/ita)
No comments:
Post a Comment