Washington,- Pemerintah Amerika Serikat, pada hari Selasa (05/06/2018) menyatakan sedang mempertimbangkan pengiriman kapal perangnya melewati Selat Taiwan.
Pertimbangan ini mulai dibicarakan kembali meski dapat dipastikan akan memprovokasi hubungan bersama Tiongkok setelah masalah Nuklir Korea Utara dan sengketa perdagangan.
1. Bentuk dukungan murni AS kepada Taiwan
Menurut pejabat AS yang tidak disebutkan nama, pemerintahnya berencana mengirimkan kapal induk mereka sebanyak satu kali melewati Selat Taiwan pada tahun ini, hanya AS tidak ingin terlalu mengejar rencana itu karena dikhawatirkan akan membuat Tiongkok jengkel.
2.Tiongkok peringatkan Amerika Serikat
Mendapatkan berita mengenai adanya pertimbangan pengiriman kapal perang AS ke Selat Taiwan, Kementerian Luar Negeri Tiongkok diwakilkan juru bicaranya, Hua Chunying, mendesak Pemerintah Amerika Serikat untuk berhati-hati menangani masalah Taiwan agar tidak merusak hubungan bilateral bersama RRT, dilansir dari Sputnik International.
Militer Tiongkok yang terus membuat khawatir Taiwan dengan provokasi dan latihan militernya. Membuktikan dengan jelas niat RRT untuk benar-benar tidak ingin melepaskan pengaruhnya terhadap Taiwan.
Pemerintah Taiwan sendiri akhirnya terpaksa membangun kekuatan militernya yang tidak seberapa dari Tiongkok. Tetapi tetap yakin mampu berdiri kuat karena mendapatkan dukungan kekuatanan penuh dari Amerika.
3. Memperburuk stabilisasi regional setelah masalah Nuklir Korea Utara dan sengketa perdagangan
Amerika Serikat dan Tiongkok sangat susah dipisahkan ketika membicarakan wilayah Asia Timur. Pengaruh kedua negara yang begitu kuat dalam konteks regional, membuat gesekan sedikit saja dapat menimbulkan masalah global. Munculnya krisis Nuklir Korea Utara dan sengketa perdangan atas tarif baru yang ditetapkan oleh kedua negara, menjadi salah satu pemicu masalah bilateral antara RRT dan Amerika Serikat.
Walaupun Tiongkok sangat mendukung bantuan AS untuk menyelesaikan masalah Nuklir Korea Utara dengan akan diadakannya pertemuan di Singapura pada tanggal 12 Juni 2018 nanti, hal itu ternyata belum cukup memoles hubungan yang masih kasar. Gesekan yang terus menguat dengan dilaksanakannya penjualan senjata dan perlindungan militer AS kepada Taiwan, serta sengketa perdagangan AS-Tiongkok, membuktikan perdamaian masih diluar agenda keduanya.
Washington pun sempat berpikir apakah mereka harus melindungi Taiwan karena perjanjiannya bersama Taipei, atau melepas tanggung jawabnya sehingga mereka tidak tertarik kedalam perang total melawan Republik Rakyat Tiongkok.
No comments:
Post a Comment